Liputankepri.com, KARIMUN – Harapan para guru Taman Kanak-kanak (TK) dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Kabupaten Karimun, supaya insentif mereka dinaikkan di tahun 2018 nampaknya hanya sekedar harapan. Pasalnya hingga saat ini pemerintah belum bisa menaikkan insentif para guru TK dan PAUD karena defisit anggaran,
Namun demikian pemerintah berjanji akan menaikkan insentif secara bertahap. Pernyataan ini langsung disampaikan oleh orang nomor satu di Karimun, saat di konfirmasi oleh beberapa awak media, usai membuka Konferensi II IGTKI-PGRI Kabupaten Karimun, di Gedung Nasional Jalan Yos Sudarso, Rabu (29/11/2017).
“Kita belum dapat menaikkan insentif guru-guru TK dan PAUD, ini karena kondisi keuangan yang tidak memungkinkan. Saat ini yang dapat kita lakukan adalah bertahan, tidak seperti daerah lain yang melakukan pengurangan akibat ketidak mampuan APBD mereka,” kata Bupati Karimun, Aunur Rafiq
Namun demikian, Rafiq mengatakan, pemerintah akan melakukan upaya dengan menaikkan insentif guru TK dan PAUD secara bertahap.
“Yang jelas kenaikan akan dilakukan bertahap, di 2016 kita baru naikkan yang tadinya Rp 750.000 menjadi Rp 1 juta, begitupun yang di bawahnya yang tadinya Rp 250.000 sekarang sudah Rp 500.000,” ucap Rafiq.
Hal ini mendapat perhatian khusus dari anggota DPRD Kabupaten Karimun fraksi PKB, yang juga Ketua Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia (Himpaudi) Kabupaten Karimun, Nyimas Novi Ujiani.
“Memang untuk di 2018 kita belum dapat menaikkan anggaran untuk peningkatan insentif guru-guru TK dan Paud. Makanya kita sekarang lagi mencari sumber-sumber PAD, mudah-mudahan di 2019 dapat kita naikkan,” ujar Nyimas.
Di Kabupaten Karimun saat ini jumlah guru TK dan Paud sbanyak 465 orang, sedangkan untuk tenaga kependidikan (TU) ada 248 orang. (cp)
